Admin
09-07-2024
Tak jarang seorang pelajar melakukan sistem kebut semalam atau begadang untuk ujian keesokan harinya. Namun apakah metode tersebut efektif dalam mengingat materi padahal kurang tidur?
Dikutip dari Newsweek, dua studi dari University of Michigan menjelaskan bagaimana hubungan tidur dengan proses ingatan, ketika kurang tidur maka pengaktifan memori juga akan berkurang dibandingkan ketika tidur.
Penurunan Pembentukan dan Pengambilan Memori ketika Tidak Tidur
Penelitian sebelumnya mengamati neuron di hipokampus di dalam otak yang terlibat dalam pembentukan memori. Mereka menemukan suatu jenis aktivitas listrik yang disebut riak gelombang tajam dari hipokampus setiap beberapa detik, beberapa jam, dan saat istirahat dan tidur.
Riak-riak tersebut sangat sinkron dan menyebarkan informasi dengan penembakan riak atau sharp-wave ripples dari satu bagian otak ke bagian lain, itulah cara kerja bagaimana neuron membentuk dan memperbarui setiap ingatan.
Walaupun begitu, penelitian ini masih kurang dipahami untuk dampak ketika kurang tidur. Untuk itu, dilakukan studi kedua yang diterbitkan di Nature, dipimpin oleh Diba dan Giri, Ph.D. dari University of Michigan Medical School.
Mereka melakukan penelitian dengan melibatkan tujuh tikus untuk menjelajahi labirin selama beberapa minggu. Tujuh tikus dibagi menjadi dua kelompok, yang kelompok satu dibiarkan untuk tidur dan yang lain tidak dibiarkan untuk tidur.
Kelompok yang tidur dan tidak menunjukkan aktivitas riak gelombang tajam yang sama, bahkan sedikit lebih tinggi pada kelompok yang kurang tidur.
Meskipun lebih tinggi, penembakan riak untuk pembentukan dan pengambilan memori pada tikus yang kurang tidur justru lebih lemah dan kurang terorganisir dibandingkan dengan tikus yang tidur.
Kemudian dites kembali dengan memberi waktu dua hari untuk tidur bagi tikus yang kurang tidur sebelumnya, hasilnya menunjukkan terdapat peningkatan dalam kekuatan dan mengatur aktivitas riak gelombang tajam yang sebelumnya tidak terorganisir.
Namun meskipun ada peningkatan, kelompok tersebut tidak bisa menjangkau tingkat aktivitas yang sama dengan tikus yang memiliki jadwal tidur normal. Hal ini berarti kurang tidur mengubah kemampuan tikus dalam memproses ingatan spesifik.
Kenangan yang terbentuk sebelum kurang tidur tidak akan mengalami pemrosesan memori yang sama seperti sebelum tidur," kata Kamran Diba, penulis utama studi.
"Penelitian lain dari kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa ingatan seperti itu tidak akan diingat dengan cara yang sama," tambahnya.
Sistem Kebut Semalam Tidak Efektif
Melihat hasil dari penelitian ini yang menunjukkan tidur sangat berperan dalam pemrosesan pembentukan dan pengambilan memori, artinya sistem kebut semalam dengan tidak tidur bukanlah metode yang efektif dalam belajar.
Diba juga menjelaskan, jika berkurangnya pengaktifan dan pemutaran ulang memori maka kemungkinan berpotensi adanya penurunan kognitif.
"Salah satu kemungkinannya adalah jika kita dapat mengidentifikasi intervensi yang memberikan ketahanan terhadap pengaktifan kembali dan pemutaran ulang (yaitu memungkinkan mereka untuk pulih sepenuhnya selama tidur pemulihan setelah kurang tidur) maka kita mungkin dapat menghindari penurunan daya ingat, setidaknya dalam jangka pendek," tutur Diba.